Afriana Pecahkan Rekornas

ATLET NTT, Afriana Paijo kembali menorehkan prestasi. Dalam final kejuaraan nasional (Kejurnas) atletik remaja dan yunior di Stadion Madya, Jakarta, Kamis (28/5/2009), Afriana memecahkan rekor nasional (Rekornas) nomor 800 meter dengan catatan waktu 2.19.89 menit. Afriana paijo memecahkan rekornas atas nama Winarty dari Jawa Tengah dengan catatan waktu 2.20.00 menit.

Selain rekornas nomor 800 meter yang kini digenggamnya, Afriana juga pemegang rekornas nomor 1.500 (04.42.50) dan 3.000 meter (10.30.70) yang dipecahkannya di dalam kejuaraan pelajar Asia di Vietnam, 24-25 Agustus 2008. 

Kepala Seksi Olahraga Prestasi Dinas PPO NTT, Rony Fernandez, S.E, dari Jakarta usai lomba mengatakan, Afriana mendapat aplaus yang luar biasa dari penonton dan PB PASI atas prestasi ini. 

"Ada pernyataan dari PB PASI kepada kami, dengan catatan waktu yang diraih Afriana ini, dia langsung dimasukkan ke dalam skuad Indonesia untuk SEA Games mendatang ini. Ini merupakan prestasi yang luar biasa karena disaat atletik NTT sedang paceklik prestasi, Afriana kini muncul membawa prestasi," jelas Rony.

Menurut Rony, selain Afriana, pada perlombaan, Kamis, NTT juga meraih satu medali perunggu dari nomor jalan cepat 5.000 meter putri lewat Melda Saefatu dengan catatan waktu 35 menit 02,50 detik. Medali emas nomor ini direbut atlet Bangka Belitung (Babel), Sri Radita (27 menit 30,46 detik), disusul Wulansari (Jawa Timur) dengan waktu 27 menit 58,24 detik.

Menurut Rony, pada perlombaan, Rabu (27/5/2009), NTT turun di nomor jalan cepat 3.000 meter remaja putri atas nama Maria Wea Dede, namun hanya finish di posisi ketujuh. Yohanes don Bosco yang turun di nomor 800 meter lolos ke final, namun gagal merebut medali karena masuk di posisi kelima. Hironimus Kase yang turun di nomor 800 meter juga gagal bersama Elisabeth Nufninu di nomor 100 meter remaja putri.

Hari ini, Jumat (29/5/2009), atlet NTT, Afriana dan Yohanes Don Bosco turun di nomor 400 meter. Afriana juga akan turun di nomor 1.500 meter putri bersama Sarce Nenokeba, sedangkan Hironimus Kase di nomor 1.500 meter putra. (eko)

Pos Kupang 29 Mei 2009 halaman 12
Lanjut...

Posted in Label: | 0 komentar

Wellem Molo ke Final

PETINJU Haumeni Boxing Camp (HBC) TTS, Wellem Molo melenggang ke final kejuaraan tinju Piala Gubernur NTB 2009. Pada pertarungan di Bima, NTB, Kamis (28/5/2009), Wellem yang bertanding di kelas layang menang angka 29-10 atas petinju Bima, Agus Salim. Demikian diinformasikan manajer HBC TTS, Vecky Laisnima, usai pertandingan.

"Wellem bertanding sangat bagus. Dia menjalankan instruksi pelatih dengan sangat baik. Dia mendapat dukungan yang sangat besar dari penonton karena gaya bertinjunya yang sangat taktis," jelas Vecky.

Namun, kata Vecky, prestasi Wellem tidak diikuti Ferdy Kase. Bertanding di kelas layang ringan, Ferdy harus mengakui keunggulan peraih medali emas PON XVII 2008 dan STE 2008, Martin Surati dari Jawa Barat. Martin, yang juga petinju Pelatnas SEA Games ini menang 16-7 atas Ferdy Kase. 

"Lawan Ferdy sangat bagus dan berkelas nasional. Meski demikian, Ferdy masih mampu meladeninya dan memasukkan beberapa pukulan telak. Dengan demikian, Ferdy hanya bisa membawa pulang satu medali perunggu," jelas Vecky.

Selain Ferdy, pada pertandingan, Rabu (27/5/2009) malam, petinju TTS lainnya, Yohanes Hinyo yang bertanding di kelas welter juga kalah. Yohanes Hinyo kalah angka 1-5 dari petinju Bima, Erick Muchtar. "HBC TTS kini masih menyisakan Wellem Molo yang akan bertanding di final. Doakan dan beri dukungan biar dia bisa meraih hasil yang bagus," harap Vecky. (eko)

Pos Kupang 29 Mei 2009 halaman 12
Lanjut...

Posted in Label: | 0 komentar

Laga Persahabatan di Dili, Platina dan SLB FC Imbang

LAGA sepakbola persahabatan hari kedua antara NTT (Indonesia) versus tim sepakbola Timor Leste, Selasa (19/5/2009) berlangsung menegangkan. Disaksikan PM Timor Leste, Xanana Gusmao dan Wagub NTT, Ir. Esthon L Foenay, Atus yang membawa Platina FC lebih dahulu unggul 1-0, harus pulang dengan hasil imbang setelah dibobol FC SLB oleh Maquinta menit ke-80 lewat penalti.

Wartawan Pos Kupang, Dion DB Putra yang langsung menyaksikan duel Timor Leste yang diwakili FC Sport Laudara E Benfica (SLB) versus Platina Kupang FC, melaporkan, pertandingan memukau sekitar 20 ribu penonton yang memadati Estadio Municipal Dili. Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao dan Wakil Gubernur NTT, Ir. Esthon L Foenay, Wakil Bupati Belu, Ludovikus Taolin, Dubes RI untuk Timor Leste, Eddy Setiabudi dan tamu lainnya dibuat kagum oleh penampilan kedua tim.

Setelah tendangan kehormatan dilakukan Esthon Foenay didampingi Presiden Federacao Futebol Timor Leste (FFTL), Francisco Kalbuady, Platina langsung menggebrak. Pertandingan baru berjalan lima menit, gawang FC SLB yang dikawal Ramos sudah kebobolan oleh sundulan striker andalan Platina, Atus Karpitang. Gol ini disambut histeria tim ofisial NTT yang duduk di bangku cadangan, termasuk Wagub dan ofisial lainnya di kursi VIP tribun utama.

Unggul 1-0, anak-anak asuhan pelatih Helmon Liko ini terus meningkatkan daya serang dengan tidak memberi peluang anak-anak Timor Leste mengembangkan permainannya. Sementara anak-anak FC SLB yang diasuh Jose Fonsch berusaha keluar dari tekanan dengan memainkan bola-bola panjang memanfaatkan lebar lapangan. Strategi ini cukup merepotkan barisan pertahanan yang dikawal Leandro, Ardiansyah, Hetri Nuwa dan Yolis. Beruntung Ade Sjan tampil tenang mampu menghalau serbuan beruntun yang datang. 

Memasuki babak kedua, hujan yang turun tiba-tiba membuat NTT kesulitan mengembangkan permainan. Platina FC pimpinan Melkisedek Lado Madi ini tampak kelelahan dan memilih untuk bertahan. Namun strategi ini justru menjadi bumerang. Salah satu pemain Platina FC tertangkap wasit menyentuh bola sehingga wasit Salvador pun menunjuk titik putih. Maquinta sebagai eksekutor sukses menjalankan tugasnya menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Meski demikian, Leandro Ugak dkk tetap meningkatkan daya gedor. Mungkin karena dewi fortuna belum berpihak ke NTT, kemenangan yang sudah di depan mata harus berakhir imbang. (osi) 

Pos Kupang 20 Mei 2009 halaman 12
Lanjut...

Posted in Label: | 1 komentar

Tim Putri Takluk NTT, Persab Imbang

TIM putri Kota Kupang yang mewakili NTT dalam pertandingan persahabatan dengan Timor Leste kalah 0-4 di Estadion Municipal Dili-Timor Leste, Senin (18/5/2009). Hasil lainnya, Persab Belu menahan imbang FC Porto Taibesi. 

Laga dua tim putri Kota Kupang melawan FC SLB Feminina yang mewakili Timor Leste berlangsung menarik perhatian ribuan penonton yang memadati stadion kebanggaan warga RDTL tersebut. Turun dengan kostum kebanggaan merah-merah dengan lambang merah-putih di dada kanan para pemain, Gaby dkk tampil meyakinkan sejak peluit pertama dibunyikan wasit Anisceto Berlelo. 

Mereka harus melawan anak-anak Timor Leste yang tak ingin malu di depan publik sendiri. Baru enam menit bermain, striker FC SLB, Shinta sudah membobol gawang NTT. Merasa di atas angin plus unggul teknik, Embracia dkk makin meningkatkan tempo permainan. Dan, lagi-lagi di menit ke-14, anak-anak asuhan Judith Fernandes tersebut memperbesar keunggulan melalui gol Agustina. 

Stamina pemain-pemain NTT yang menurun, membuat FC SLB menaikkan tempo permainan. Hal ini makin diperburuk dengan keluarnya kapten NTT, Gaby akibat cedera setelah berbenturan dengan kiper NTT dan salah satu pemain Timor Leste membuat barisan pertahanan NTT sedikit kendor. Dan, Timor Leste melanjutkan pesta kemenangannya lewat dua gol Agustina yang tampil luar biasa.

Sementara Persab Belu bermain imbang dalam pertandingan yang disaksikan Wakil Gubernur NTT, Esthon L Foenay, Duta Besar Indonesia untuk Timor Leste, Eddy Setiabudy, Sekretaris Negara Urusan Pemuda dan Olahraga Timor Leste, Miquel Marques Gonzalves Manetelu, Presiden Federacio Futebol de Timor Leste (FFTL), Francisco Kalbuady, Wakil Bupati Belu, Ludovikus Taolin, anggota DPRD NTT, Armindo Soares, Pius Rengka, Karo Pemberdayaan Perempuan Setda NTT, Yovita Mitak dan lainnya.

Persab Belu yang mengandalkan Jhoni Martins, Elio, Joao, Jose, Geraldo, Okto Nahak, Erens, Ovick, Frans, Verisio dan Flavianus tampil penuh percaya diri. FC Porto Taibesi mengandalkan Leonel, Ismail, Elisau, Juvnal, Jose, Vicenti, Eusabio, Joao, Helder, Marcelino dan Varela. Sama-sama memiliki peluang, tak ada gol yang tercipta hingga pertandingan usai.

Usai laga, Esthon Foenay, mengatakan, pertandingan yang dilaksanakan kedua kesebelasan baik putra dan putri tak bertujuan untuk mencari siapa kalah, siapa menang. Tujuan utama dari pertandingan tersebut adalah untuk meningkatkan hubungan persahabatan, kekerabatan dan tali silaturahmi di antara kedua negara yang masih ada hubungan saudara ini. (osi)

Pos Kupang 19 Mei 2009 halaman 12
Lanjut...

Posted in Label: | 0 komentar

Kejurnas Atletik, NTT Tambah Satu Perak

KONTINGEN NTT berhasil menambah satu medali perak lewat Yohanes Don Bosco dari nomor lari 400 meter remaja putra dalam kejuaraan nasional (Kejurnas) atletik remaja dan yunior di Stadion Madya, Jakarta, Jumat (29/5/2009). Dengan hasil ini, NTT kini sudah mengantongi satu medali emas dari Afriana Paijo, satu 
perak dari Yohanes Don Bosco dan satu medali perunggu dari Melda Sesfaot.

Kepala Seksi Bina Olahraga Prestasi Dinas PPO NTT, Rony Fernandez, S.E, yang menjadi ketua kontingen NTT dari Jakarta, usai lomba melaporkan, NTT masih memiliki peluang untuk menambah perolehan medalinya dari nomor lari 100 meter putri lewat Elisabeth Nufninu dan nomor 1.500 meter putri lewat Afriana Paijo dan Sarce Nenokeba.

Menurut Rony, pada perlombaan Jumat, NTT juga menurunkan Elisabeth Nufninu di nomor 400 meter remaja putri, namun hanya masuk finish di nomor urut lima. Sementara Hironimus Kase yang berlomba di nomor 1.500 meter remaja putra berada di posisi keempat.

"Dari catatan waktu yang dimilikinya, Afriana kami targetkan medali emas untuk nomor 1.500 meter yang akan dilombakan besok (hari ini). Doakan saja biar dia tidak mengalami kendala dan bisa mengharumkan nama atletik NTT," ujar Rony Fernandez.

Tujuh Rekornas
Tujuh rekor nasional (Rekornas) remaja dan junior berhasil terpecahkan hingga hari ketiga kejuaraan ini digelar. Salah satunya dipecahkan oleh atlet NTT, Afriana Paijo dari nomor lari 800 meter remaja putri.

Rekor baru lainnya, yakni jalan cepat 3.000 meter remaja putri diciptakan Elvi Alpriani (Sumut) dengan waktu 15 menit, 39,79 detik, lari 800 meter dibuat Deker Ariandas (Sumsel), satu menit 59,12 detik. Deden Heri Oktaveri (Riau) pemecah tolak peluru dengan 14,44 meter. Lempar lembing remaja putra 57,20 meter yang dibuat Aldian Tri Jatmiko (Riau). Tolak peluru remaja putri diciptakan Eki Febri Ekawati (Jawa Barat).

Aldian Tri Jatmiko (Riau) lempar lembing putra sejauh 57,20 meter. Lari estafet 4 X 200 meter remaja putra dan putri, yang baru dilombakan dikuasai para pelari Jawa Timur mencatat waktu satu menit 50,38 detik. Rekornas ketujuh dibuat atlet Jawa Barat, Hendro di nomor jalan cepat 5.000 meter yunior putra. (eko/ant)

Pos Kupang edisi Sabtu, 30 Mei 2009 halaman 12
Lanjut...

Posted in Label: | 0 komentar

Rakor Pemuda dan Olahraga

Optimalkan Koordinasi dan Kerjasama

DALAM
pembinaan pemuda dan olahraga, pemerintah harus bertindak sebagai fasilitator. Untuk itu koordinasi dan kerjasama dalam pembinaan pemuda dan olahraga harus dioptimalkan demi mewujudkan pemuda yang sehat sebagai pelopor pembangunan. 

Demikian dikatakan Kepala Biro Kesejahteraan Sosial, Dr. Filemon da Lopez, dalam laporannya saat pembukaan rapat koordinasi (rakor) pemuda dan olahraga tingkat Propinsi NTT di Aula El Tari Kupang, Rabu (6/5/2009).

Filemon mengatakan, koordinasi untuk sinkronisasi pelaksanaan program pembinaan dan pengembangan pemuda dan olahraga harus dilaksanakan secara terpadu, terarah dan berkesinambungan di lintas sektor maupun lintas program. 

Menurut Filemon, rakor tersebut diikuti 100 peserta dari unsus Dinas PPO, KONI dan organisasi pemuda. 

Wakil Gubernur NTT, Ir. Esthon L Foenay, M.Si. dalam sambutannya saat membuka kegiatan tersebut, berharap agar rakor tersebut menghasilkan rekomendasi-rekomendasi untuk ditindaklanjuti. Dia meminta masukan dan ide dari peserta rakor.

Pemuda dan olahraga, kata Esthon, tidak dapat dipisahkan sehingga dalam penyusunan program pembinaan harus ada sinergi antara pemerintah propinsi dengan kabupaten/kota. Untuk itu dia berharap organisasi-organisasi pemuda dan olahraga tingkat propinsi dan kabupaten/kota harus diperkuat dari segi kepengurusan maupun pendanaan.

"Harus ada regenerasi kepengurusan. Maksudnya adalah, berikan kesempatan kepada anak-anak muda yang lebih agresif dan inovatif untuk menjadi pengurus organisasi pemuda dan olahraga. Kita yang tua-tua cukup menjadi pengarah atau penasehat," ujar Esthon.

Kepala Bidang Keolahragaan Dinas PPO NTT, Drs. Ary Moelyadi, M.Pd, dalam materinya tentang peranan pemerintah dalam pembinaan dan pengembangan olahraga di NTT mengatakan, pemerintah bertanggungjawab dan wajib membina, mengelola dan mengembangkan olahraga prestasi. Hal ini, kata Ary, sesuai dengan amanat UU Nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional. (eko)
Lanjut...

Posted in Label: | 0 komentar

Hermensen Ancam Mundur dari Pelatnas

PELATIH asal NTT, Hermensen Ballo mengancam akan muncul dari tim pelatih Pelatnas tinju Indonesia untuk SEA Games 2009 kalau PB Pertina tidak memperbaiki kinerjanya. Ancaman itu berawal dari keputusan sepihak PB Pertina yang mencoret empat petinju Pelatnas, termasuk petinju asal NTT, Yanto Fallo.

"Tadi (kemarin) setelah kami makan pagi tiba-tiba ada petugas dari PB Pertina yang datang dan membawa tiket pesawat untuk Yanto agar sudah harus pulang siang ini. Saya terkejut sehingga protes. Saya bertanya alasan apa Yanto dan tiga petinju lainnya harus dipulangkan. Kami dari tim pelatih tidak pernah diberitahu dan tidak pernah ada evaluasi. Saya ancam bahwa kalau Yanto dipulangkan, saya juga akan ikut pulang. Saya juga bilang, Yanto adalah petinju yang paling rajin latihan dan paling ngotot, tapi mengapa dia dipulangkan tanpa koordinasi dengan tim pelatih. Mereka akhirnya menerima penjelasan saya sehingga Yanto dkk tetap dipertahankan di Pelatnas," ujar Hermensen Ballo yang menghubungi Pos Kupang dari Jakarta, Rabu (6/5/2009).

Menurut Hermensen, petinju yang hendak dipulangkan, yakni Yanto Fallo (NTT), Veronica Nicolas (DKI Jakarta), Arenaldo Moniaga (DKI Jakarta), Siti Aisyah (Sumatera Utara) dan seorang pelatih, Sudarmadi (Sumatera Utara). 

"Tadi semua atlet dan pelatih Pelatnas bersatu dan protes ke PB Pertina. Semua siap untuk dipecat dan mundur diri dari Pelatnas. Keputusan ini tidak melalui rapat atau tanya pelatih tapi keputusan sepihak dari PB Pertina," jelas Hermensen.

Dengan kondisi ini, Hermensen yang juga sudah tercatat sebagai pelatih Program Atlet Andalan (PAL) di Kemenegpora, mempertimbangkan untuk mundur sebagai pelatih. "Kalau cara kerja PB Pertina seperti ini, lebih baik saya mundur dan pulang ke NTT karena di sana saya adalah PNS yang juga punya pekerjaan. Saya menyesal mengapa kami yang setiap hari bersama para atlet tidak pernah dilibatkan dalam keputusan seperti ini. Asal tahu saja bahwa sampai saat ini para atlet belum menerima uang saku," ujarnya. (eko)


Potensi Medali Emas

SETELAH tidak adanya kejelasan dana, Pelatnas yang semula bernaung di bawah KONI dikembalikan ke induk organisasi masing-masing. Berdasarkan pertemuan dengan jajaran induk organisasi, disepakati Pelatnas hanya diprioritaskan bagi atlet yang memiliki potensi merebut medali emas. 

Demikian dikatakan Komandan Pelatnas Terpadu, Joko Pramono yang dihubungi di Jakarta, Rabu (6/5/2009).

"Semua induk organisasi setuju pada pertemuan itu termasuk Pertina sendiri ," kata Mantan Dankormar itu.

Menurutnya, meski keterbatasan dana KONI tetap melaksanakan pelatnas yang disebut-sebut Pelatnas mini khusus cabang yang diprioritaskan merebut medali emas. "Pertina juga telah merekomendasikan tiga nama yang dimasukkan ke Pelatnas mini ini dan selebihnya ditangung oleh induk organisasi masing-masing, " jelas Joko. 

Untuk diketahui, akibat ketidakjelasan dana, hingga saat ini semua atlet Pelatnas belum menerima uang saku. Uang pergantian tiket dari daerah pun belum diganti. "Ini perseden buruk buat pertinjuan amatir kita. Sampai saat ini status kami disini tidak jelas apakah dipulangkan atau tetap berjalan. Kepengurusan ini merupakan yang terburuk sepanjang sejarah PB Pertina," tutur Hermensen dengan nada kesal. (persdanetwork/oro)
Lanjut...

Posted in Label: | 0 komentar