20 SD Ikut Kejuaraan Bridge
Posted On Kamis, 18 Desember 2008 at by KONI Nusa Tenggara TimurSEBANYAK 20 sekolah dasar (SD) di NTT mengikuti kejuaraan mini bridge/bridge di Aula El Tari Kupang, 18-19 Desember 2008. Kejuaraan ini dibuka secara resmi oleh Ketua Harian KONI Propinsi NTT, Ir. Esthon L Foenay, M.Si, Kamis (18/12/2008).
Panitia pelaksana dalam laporannya mengatakan, kejuaraan tersebut memperebutkan Piala Bergilir Gubernur NTT dan juga untuk memeriahkan HUT ke-50 NTT. Para juara akan diumumkan pada hari peringatan NTT emas, 20 Desember 2008. Para peserta bridge itu merupakan juara di tiap kabupaten.
Esthon Foenay dalam sambutannya, mengatakan, bridge merupakan salah satu olahraga yang kalau dibina dengan baik bisa berprestasi di tingkat nasional. Buktinya, kata Esthon, tahun 2006 lalu, bridge NTT merebut medali emas olahraga usia dini di Jakarta sehingga mewakili Indonesia ke kejuaraan tingkat Asia.
"Bridge bisa berprestasi kalau dibina dengan baik dan disiplin. Untuk itu agar olahraga bridge ini disosialisasikan ke desa-desa dan kecamatan. Selama ini, masyarakat hanya mengenal bridge untuk berjudi, bukan suatu olahraga yang mengadu teknik, taktik, kecerdasan, ingatan, dan konsentrasi. Padahal, bridge adalah olahraga prestasi yang sudah diikutkan ke PON," ujar Esthon yang juga Wakil Gubernur NTT itu.
Untuk pengembangan, katanya, dibutuhkan dukungan swasta. Hal ini karena biaya masih menjadi kendala dalam pembinaan olahraga di NTT. "Satu cabang saja, seperti sepakbola, membutuhkan biaya ratusan juta rupiah. NTT memiliki banyak atlet berpotensi, tetapi kesulitan yang dihadapi untuk pembinaan adalah keterbatasan dana," ujarnya.
Selain keterbatasan dana, manajemen di sejumlah pengurus cabang olahraga pun tidak jelas. "Ada sejumlah pengurus memanfaatkan kesempatan itu untuk mencari keuntungan pribadi atau kelompok. Karena itu perlu pembenahan pengurus pada setiap cabang," tegasnya. (eko)