Pelatda NTT Harus Dibenahi
Posted On Selasa, 22 Juli 2008 at by KONI Nusa Tenggara TimurBERDASARKAN hasil pantauan tim teknis dan pemantau, pelaksanaan pemusatan latihan daerah (Pelatda) PON XVII 2008 harus dibenahi. Pembenahan harus dilakukan baik dari sisi teknis maupun sarana prasarana latihan. Hal tersebut terungkap dalam rapat evaluasi tim pemantau Pelatda PON XVII 2008 di Sekretariat KONI NTT di Kupang, Selasa (26/2/2008). Rapat dipimpin Ketua Tim Pemantau, Drs. Hosea Dally dihadiri para anggota, Drs. Nurdin Badu. M.For, Drs. Lambert Tukan, MM, Ary Mulyadi, Sipri Seko dan Marthen Luther Bana.
Menurur Hosea Dally, hal-hal teknis yang perlu dibenahi adalah program latihan para pelatih cabang olahraga yang belum teratur dan lainnya. Sementara yang harus dilengkapi, kata Dally, adalah peralatan latihan, tempat latihan dan sparing partner. "Ada beberapa cabang olahraga yang program latihannya tidak jelas. Ada yang punya program latihan, namun pelatihnya tidak tahu menerjemahkannya," katanya.
Sementara mengenai peralatan latihan, menurut Hosea Dally, hampir semuanya sudah tidak memadai. Ia menyebutkan bahwa hampir semua cabang masih menggunakan peralatan manual, padahal di event nasional, semuanya sudah menggunakan teknologi dengan sistem digital. "Di tinju misalnya, mereka mengeluh karena perlengkapan yang dipakai sudah tidak layak lagi. Sementara di atletik, mereka tidak memiliki lintasan untuk berlatih karena Stadion Oepoi sementara dalam rehabilitasi," kata Dally.
Sementara untuk sparing partner, kata Dally, yang harus diperhatikan bukan saja kelayakannya, namun kesejahteraannya. "Bagaimanapun semua atlet harus memiliki sparing partner. Pertanyaan mereka adalah, apakah mereka juga mendapatkan multivitamin, uang transport dan lainnya atau tidak," kata Dally.
Terkait hal tersebut, kata Dally, tim pemantau akan mengadakan pertemuan dengan Pengurus KONI NTT dan pelatih cabang olahraga di Sekretariat KONI, Kamis (28/2/2008). "Ada beberapa rekomendasi yang akan kami ajukan. Rekomendasi-rekomendasi ini konsekuensinya adalah tambahan dana, namun kalau ingin berprestasi, saya pikir Pemprop NTT harus menambah alokasi dananya. Kita tidak bisa menuntut prestasi dalam keadaan seperti ini," tegas Dally. (eko)
Menurur Hosea Dally, hal-hal teknis yang perlu dibenahi adalah program latihan para pelatih cabang olahraga yang belum teratur dan lainnya. Sementara yang harus dilengkapi, kata Dally, adalah peralatan latihan, tempat latihan dan sparing partner. "Ada beberapa cabang olahraga yang program latihannya tidak jelas. Ada yang punya program latihan, namun pelatihnya tidak tahu menerjemahkannya," katanya.
Sementara mengenai peralatan latihan, menurut Hosea Dally, hampir semuanya sudah tidak memadai. Ia menyebutkan bahwa hampir semua cabang masih menggunakan peralatan manual, padahal di event nasional, semuanya sudah menggunakan teknologi dengan sistem digital. "Di tinju misalnya, mereka mengeluh karena perlengkapan yang dipakai sudah tidak layak lagi. Sementara di atletik, mereka tidak memiliki lintasan untuk berlatih karena Stadion Oepoi sementara dalam rehabilitasi," kata Dally.
Sementara untuk sparing partner, kata Dally, yang harus diperhatikan bukan saja kelayakannya, namun kesejahteraannya. "Bagaimanapun semua atlet harus memiliki sparing partner. Pertanyaan mereka adalah, apakah mereka juga mendapatkan multivitamin, uang transport dan lainnya atau tidak," kata Dally.
Terkait hal tersebut, kata Dally, tim pemantau akan mengadakan pertemuan dengan Pengurus KONI NTT dan pelatih cabang olahraga di Sekretariat KONI, Kamis (28/2/2008). "Ada beberapa rekomendasi yang akan kami ajukan. Rekomendasi-rekomendasi ini konsekuensinya adalah tambahan dana, namun kalau ingin berprestasi, saya pikir Pemprop NTT harus menambah alokasi dananya. Kita tidak bisa menuntut prestasi dalam keadaan seperti ini," tegas Dally. (eko)