Adriana Rebut Perak
Posted On Rabu, 20 Agustus 2008 at by KONI Nusa Tenggara TimurATLET putri Adriana Waru memberi secuil kegembiraan bagi kontingan NTT sampai hari kedelapan penyelanggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2008 di Kalimatan Timur.Dalam lomba nomor lari 3.000 meter steplechess di lintasan atletik Stadion Palaran, Samarinda, Sabtu (12/7/2008 ) petang, Adriana merebut medali perak. Medali perak adalah hasil terbaik yang diraih atlet NTT sejauh ini.
Medali emas nomor ini direbut atlet Kalimantan Timur (Kaltim), Rini Budiarti. Nyai dari Sumatera Utara merebut medali perunggu. Pemegang rekor nasional nomor ini, Oliva Sadi, atlet NTT yang mutasi ke Kaltim hanya berada di posisi kelima.
Adriana menunjukkan semangat juang yang luar biasa. Sejak garis start, Adriana menempel ketat Rini Budiarti. Berada satu baris bersama Oliva Sadi dan Nyai, Adriana perlahan tapi pasti mulai menjauh bersama Rini di putaran kedua. Posisi ini bertahan hingga garis finish.
Adriana yang ditemui usai lomba mengatakan, prestasi ini di luar dugaannya. "Saya tidak pernah berlatih maksimal untuk nomor ini karena peralatan dan lintasan kita tidak punya. Saat mulai lomba saya memiliki tekad untuk meraih medali karena ini nomor terakhir saya. Saya tidak dapat medali di nomor 1.500 meter sehingga saya tadi berusaha keras dan ternyata berhasil. Terima kasih untuk semua dukungan dan doa yang telah saya dapat," ujar Adriana.
Sampai kemarin, NTT mengoleksi medali satu perak dari Adriana Waru dan perunggu yang disumbang Tersiana Riwu Rohi, Mery Paijo (atletik), Roy Hamad, Dudy Baranuri, Veronika Hakim (taekwondo) dan Getrudis Taek (tinju).
Nomor Marathon
Pagi ini, Minggu (13/7/2008), nomor marathon putra dan putri akan dilombakan. NTT menurunkan Niko Silla dan Mery Paijo. Pelatih atletik NTT, Soleman Natonis mengatakan, kedua atlet cukup siap.
Menurut Natonis, Mery Paijo sempat demam dan panas tinggi usai berlomba di nomor lari 10.000 meter, Jumat (11/7/2008), namun kini sudah mulai pulih. "Dia sudah siap bersama Niko. Atlet-atlet kita tetap tampil sebagai underdog dan tidak mau diunggulkan. Kita mau agar mereka termotivasi untuk bisa mengalahkan atlet-atlet nasional yang ada," ujar Natonis.
Mery Paijo mengakui, perjuangan akan berat. "Saya sudah siap, namun tidak 100 persen karena baru sembuh," ujar Mery.Niko Silla juga mengatakan tekadnya untuk berjuang total. Gagal di nomor 10.000 meter, Niko kini menargetkan nomor marathon.
Sementara pembalap NTT, Rey Ratukore menempati peringkat ketiga dalam sesi kualifikasi nomor balap motor di Sirkuit Kalan, Samarinda, Sabtu (12/7/2008). Di nomor 150 cc, Rey menempati peringkat 12 dari 120 pembalap.
Manejer cabang bermotor NTT, Melkisedek L Madi mengatakan, Rey harus bersaing ketat dalam lomba, Minggu (12/7/2008)."Saingan sangat berat. Rey main sendiri, sedangkan lawannya main dalam tim. Ini akan berat, karena yang saya lihat dalam latihan tadi, Rey dijepit dan malah di kelas 150 cc dia disenggol sehingga terjatuh," jelasnya.
Mengenai peluang Rey, Melkisedek yang didampingi pelatih bermotor NTT, Dios Ratukore mengatakan tetap ada. "Kalau tidak ada hal-hal di luar dugaan kita, saya sangat yakin kalau Rey akan bisa bersaing," kata Dios Ratukore.
Rey sendiri optimis. Meski demikian, dia lebih mewaspadai pembalap tuan rumah, Kalimantan Timur ketimbang pembalap Yogyakarta dan Jakarta. "Semua motor yang kita pakai ini adalah standard dari pabrik jadi semua memiliki setingan yang sama. Tapi lihat pembalap tuan rumah, mereka tidak memiliki pembalap nasional, namun semua kelas mereka kuasai. Sebagai tuan rumah, mereka bisa berbuat apa saja untuk merebut medali," demikian Rey. (eko)
Medali emas nomor ini direbut atlet Kalimantan Timur (Kaltim), Rini Budiarti. Nyai dari Sumatera Utara merebut medali perunggu. Pemegang rekor nasional nomor ini, Oliva Sadi, atlet NTT yang mutasi ke Kaltim hanya berada di posisi kelima.
Adriana menunjukkan semangat juang yang luar biasa. Sejak garis start, Adriana menempel ketat Rini Budiarti. Berada satu baris bersama Oliva Sadi dan Nyai, Adriana perlahan tapi pasti mulai menjauh bersama Rini di putaran kedua. Posisi ini bertahan hingga garis finish.
Adriana yang ditemui usai lomba mengatakan, prestasi ini di luar dugaannya. "Saya tidak pernah berlatih maksimal untuk nomor ini karena peralatan dan lintasan kita tidak punya. Saat mulai lomba saya memiliki tekad untuk meraih medali karena ini nomor terakhir saya. Saya tidak dapat medali di nomor 1.500 meter sehingga saya tadi berusaha keras dan ternyata berhasil. Terima kasih untuk semua dukungan dan doa yang telah saya dapat," ujar Adriana.
Sampai kemarin, NTT mengoleksi medali satu perak dari Adriana Waru dan perunggu yang disumbang Tersiana Riwu Rohi, Mery Paijo (atletik), Roy Hamad, Dudy Baranuri, Veronika Hakim (taekwondo) dan Getrudis Taek (tinju).
Nomor Marathon
Pagi ini, Minggu (13/7/2008), nomor marathon putra dan putri akan dilombakan. NTT menurunkan Niko Silla dan Mery Paijo. Pelatih atletik NTT, Soleman Natonis mengatakan, kedua atlet cukup siap.
Menurut Natonis, Mery Paijo sempat demam dan panas tinggi usai berlomba di nomor lari 10.000 meter, Jumat (11/7/2008), namun kini sudah mulai pulih. "Dia sudah siap bersama Niko. Atlet-atlet kita tetap tampil sebagai underdog dan tidak mau diunggulkan. Kita mau agar mereka termotivasi untuk bisa mengalahkan atlet-atlet nasional yang ada," ujar Natonis.
Mery Paijo mengakui, perjuangan akan berat. "Saya sudah siap, namun tidak 100 persen karena baru sembuh," ujar Mery.Niko Silla juga mengatakan tekadnya untuk berjuang total. Gagal di nomor 10.000 meter, Niko kini menargetkan nomor marathon.
Sementara pembalap NTT, Rey Ratukore menempati peringkat ketiga dalam sesi kualifikasi nomor balap motor di Sirkuit Kalan, Samarinda, Sabtu (12/7/2008). Di nomor 150 cc, Rey menempati peringkat 12 dari 120 pembalap.
Manejer cabang bermotor NTT, Melkisedek L Madi mengatakan, Rey harus bersaing ketat dalam lomba, Minggu (12/7/2008)."Saingan sangat berat. Rey main sendiri, sedangkan lawannya main dalam tim. Ini akan berat, karena yang saya lihat dalam latihan tadi, Rey dijepit dan malah di kelas 150 cc dia disenggol sehingga terjatuh," jelasnya.
Mengenai peluang Rey, Melkisedek yang didampingi pelatih bermotor NTT, Dios Ratukore mengatakan tetap ada. "Kalau tidak ada hal-hal di luar dugaan kita, saya sangat yakin kalau Rey akan bisa bersaing," kata Dios Ratukore.
Rey sendiri optimis. Meski demikian, dia lebih mewaspadai pembalap tuan rumah, Kalimantan Timur ketimbang pembalap Yogyakarta dan Jakarta. "Semua motor yang kita pakai ini adalah standard dari pabrik jadi semua memiliki setingan yang sama. Tapi lihat pembalap tuan rumah, mereka tidak memiliki pembalap nasional, namun semua kelas mereka kuasai. Sebagai tuan rumah, mereka bisa berbuat apa saja untuk merebut medali," demikian Rey. (eko)