Pencaksilat Gagal Total
Posted On Rabu, 20 Agustus 2008 at by KONI Nusa Tenggara TimurSESUMBAR pengurus Pengprop IPSI NTT, Ferdy Amatae, yang juga Ketua Pertandingan cabang pencaksilat PON XVII 2008 bahwa pesilat NTT asal Maumere-Sikka, Agatha Tresnawati akan merebut medali emas, tidak terbukti. Agatha malah gagal lolos ke babak kedua.
Dengan demikian cabang pencaksilat NTT gagal total di PON XVII 2008. I Putu Gede Saputra Jaya, Vivi Malelak dan Martina Bhoko sudah lebih dulu gagal. Agtha yang tampil di GOR Sempaja, Minggu (13/7/2008), memiliki poin terendah dari tim lainnya di Grup A, yakni DKI Jakarta, Sumatera Selatan, Jawa Timur dan Sumatera Barat.
Wakil Sekretaris Pengprop IPSI NTT, Dominggus Haga yang menjadi tim manejer pencaksilat NTT mempersalahkan tim pelatih. "Agatha kalah karena pelatih salah. Dia seharusnya memperingatkan Agatha kalau waktunya sudah lewat. Saya benar-benar menyesal, namun tidak bisa berbuat banyak," ujarnya.
Cabang taekwondo yang menurunkan Tasya Risi, Maria Trisanti dan Ridwa Supoyo gagal mempersembahkan medali. Risi kalah dari Nurul Fatilah dari Kalimantan Timur. Maria Trisanti kalah dari taekwondoin Yogyakarta, Lia Karina sedangkan Ridwan Supoyo kalah dari Setya Bhekti asal Kalimantan Selatan.
Dari cabang atletik nomor marathon, Niko Silla dan Mery Paijo gagal menyumbang medali. Mery yang bertanding dalam kondisi demam, malah sudah tidak bisa melanjutkan lomba di kilometer enam. Niko Silla sebenarnya berpeluang menyumbang medali perunggu. Namun, saat lomba tersisa tiga kilometer, Niko yang sudah berada di posisi ketiga terjatuh dan tidak bisa melanjutkan lomba.
Dari cabang bermotor, andalan NTT, Rey Ratukore juga gagal menyumbang medali. Rey sebenarnya bisa medali di kelas 150 cc. Start dari pososi 15, Rey menyodok hingga posisi ketiga ketika balapan menyisakan empat putaran. Namun, tabrakan beruntun yang diawali jatuhnya pembalap Bali membuat Rey terpental sehingga shok motornya patah. Rey tak bisa melanjutkan lomba. "Saya minta maaf. Saya sudah yakin akan bisa merebut medali, namun kecelakaan sehingga tidak bisa lanjutkan lomba,"ujar Rey. (eko)
Dengan demikian cabang pencaksilat NTT gagal total di PON XVII 2008. I Putu Gede Saputra Jaya, Vivi Malelak dan Martina Bhoko sudah lebih dulu gagal. Agtha yang tampil di GOR Sempaja, Minggu (13/7/2008), memiliki poin terendah dari tim lainnya di Grup A, yakni DKI Jakarta, Sumatera Selatan, Jawa Timur dan Sumatera Barat.
Wakil Sekretaris Pengprop IPSI NTT, Dominggus Haga yang menjadi tim manejer pencaksilat NTT mempersalahkan tim pelatih. "Agatha kalah karena pelatih salah. Dia seharusnya memperingatkan Agatha kalau waktunya sudah lewat. Saya benar-benar menyesal, namun tidak bisa berbuat banyak," ujarnya.
Cabang taekwondo yang menurunkan Tasya Risi, Maria Trisanti dan Ridwa Supoyo gagal mempersembahkan medali. Risi kalah dari Nurul Fatilah dari Kalimantan Timur. Maria Trisanti kalah dari taekwondoin Yogyakarta, Lia Karina sedangkan Ridwan Supoyo kalah dari Setya Bhekti asal Kalimantan Selatan.
Dari cabang atletik nomor marathon, Niko Silla dan Mery Paijo gagal menyumbang medali. Mery yang bertanding dalam kondisi demam, malah sudah tidak bisa melanjutkan lomba di kilometer enam. Niko Silla sebenarnya berpeluang menyumbang medali perunggu. Namun, saat lomba tersisa tiga kilometer, Niko yang sudah berada di posisi ketiga terjatuh dan tidak bisa melanjutkan lomba.
Dari cabang bermotor, andalan NTT, Rey Ratukore juga gagal menyumbang medali. Rey sebenarnya bisa medali di kelas 150 cc. Start dari pososi 15, Rey menyodok hingga posisi ketiga ketika balapan menyisakan empat putaran. Namun, tabrakan beruntun yang diawali jatuhnya pembalap Bali membuat Rey terpental sehingga shok motornya patah. Rey tak bisa melanjutkan lomba. "Saya minta maaf. Saya sudah yakin akan bisa merebut medali, namun kecelakaan sehingga tidak bisa lanjutkan lomba,"ujar Rey. (eko)