NTT Tambah Dua Emas
Posted On Rabu, 20 Agustus 2008 at by KONI Nusa Tenggara TimurKONTINGEN NTT berhasil menambah dua medali emas dalam PON XVII 2008. Pada pertandingan, Senin (14/7/2008), NTT merebut medali emas lewat Deni Hitarihun dari cabang tinju dan Juliana Toh dari cabang kempo.
Secara keseluruhan NTT merebut tiga medali emas. Emas pertama disumbang Yunita Gelu dari cabang kempo. Harapan NTT untuk menambah medali emas masih ada pada cabang sepaktakraw yang hingga saat ini masih memainkan nomor beregu di Bontang.
Hingga kemarin NTT mengoleksi tiga medali emas, empat perak dan enam perunggu. Medali perak direbut Yanto Fallo (tinju), Andi Samol, Tezar Ismail (kempo) dan Adriana Waru (atletik). Medali perunggu direbut Tersiana Riwu Rohi, Mery Paijo (atletik), Veronika Hakim (kempo), Roy Hamad, Dudy Baranuri (taekwondo) dan Getrudis Taek (tinju).
Di Aula SMA 10, Samarinda, Kaltim, harapan NTT untuk menambah dua medali emas tak terwujud. Tezar Ismail yang turun di nomor randori kelas 65 kg kalah dari kenshi Bali, I Ketut Suwarna. Beruntung Juliana Toh bisa merebut medali emas setelah dalam final nomor randori kelas 51 kg, Toh mengalahkan kenshi Papua Barat, Fransiska Tumutu.
"Terima kasih Tuhan, terima kasih kepada seluruh masyarakat NTT yang sudah mendoakan saya sehingga bisa merebut medali emas. Saya berjuang total karena ada dukungan," ujar Juliana Toh usai pertandingan.
Harapan untuk menambah dua medali emas dari cabang tinju kandas. Deni Hitarihun berhasil menjadi yang terbaik di kelas 48 kg dengan mengalahkan Ismail Nahumaruri dari Jawa Barat, namun tidak sama halnya dengan Yanto Fallo.
Yanto yang bertanding di kelas 45 kg, memilih mundur di ronde ketiga saat melawan petinju Jawa Barat, Martin Surati. Yanto mundur saat sudah unggul 8-6, akibat gangguan kesehatan.
Dokter kontingen NTT, dr. Prijander Funay mengatakan, Yanto mengalami kekurangan cairan dalam tubuh sehingga sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Tenggarong sejak Minggu (13/7/2008) malam. Sejak Minggu malam, Yanto mencret sehingga tubuhnya menjadi lemah. Yanto yang menjalani perawatan di rumah sakit hingga Senin siang ternyata memiliki tekad yang kuat untuk bertanding.
"Kami sebenarnya tidak tega melihat dia bertanding karena kondisi tubuhnya cukup lemah. Namun, karena dia sangat ingin untuk bertanding, kami terpaksa menuruti kemauannya. Meski tadi dia memimpin poin, namun karena kondisinya sangat lemah, kami harus mundur.
Bagaimanapun keselamatan petinju sangat utama," ujar pelatih tinju NTT, Yusuf Naragale.
Deni Hitarihun saat melawan Ismail Nahumaruri bermain disiplin. Dukungan ratusan suporter yang terdiri warga NTT di Tenggarong membuat Deni bertanding penuh percaya diri. Lawannya memiliki tekad yang sama untuk merebut medali emas. Dia terus menekan Deni sejak ronde pertama.
Beruntung Deni bermain tenang sehingga mampu mengimbangi lawan dengan baik. Satu pukulan Deni di dahi Ismail, membuat petinju Jawa Barat itu sempat mendapat hitungan di ronde kedua. Deni memenangkan pertarungan dengan skor 19-9.
"Ini luar bisa. Saya tadi bermain dengan beban, karena Yanto sudah mengundurkan diri. Namun berkat dukungan suporter saya jadi percaya diri," ujar Deni Hitarihun. (eko)
Secara keseluruhan NTT merebut tiga medali emas. Emas pertama disumbang Yunita Gelu dari cabang kempo. Harapan NTT untuk menambah medali emas masih ada pada cabang sepaktakraw yang hingga saat ini masih memainkan nomor beregu di Bontang.
Hingga kemarin NTT mengoleksi tiga medali emas, empat perak dan enam perunggu. Medali perak direbut Yanto Fallo (tinju), Andi Samol, Tezar Ismail (kempo) dan Adriana Waru (atletik). Medali perunggu direbut Tersiana Riwu Rohi, Mery Paijo (atletik), Veronika Hakim (kempo), Roy Hamad, Dudy Baranuri (taekwondo) dan Getrudis Taek (tinju).
Di Aula SMA 10, Samarinda, Kaltim, harapan NTT untuk menambah dua medali emas tak terwujud. Tezar Ismail yang turun di nomor randori kelas 65 kg kalah dari kenshi Bali, I Ketut Suwarna. Beruntung Juliana Toh bisa merebut medali emas setelah dalam final nomor randori kelas 51 kg, Toh mengalahkan kenshi Papua Barat, Fransiska Tumutu.
"Terima kasih Tuhan, terima kasih kepada seluruh masyarakat NTT yang sudah mendoakan saya sehingga bisa merebut medali emas. Saya berjuang total karena ada dukungan," ujar Juliana Toh usai pertandingan.
Harapan untuk menambah dua medali emas dari cabang tinju kandas. Deni Hitarihun berhasil menjadi yang terbaik di kelas 48 kg dengan mengalahkan Ismail Nahumaruri dari Jawa Barat, namun tidak sama halnya dengan Yanto Fallo.
Yanto yang bertanding di kelas 45 kg, memilih mundur di ronde ketiga saat melawan petinju Jawa Barat, Martin Surati. Yanto mundur saat sudah unggul 8-6, akibat gangguan kesehatan.
Dokter kontingen NTT, dr. Prijander Funay mengatakan, Yanto mengalami kekurangan cairan dalam tubuh sehingga sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Tenggarong sejak Minggu (13/7/2008) malam. Sejak Minggu malam, Yanto mencret sehingga tubuhnya menjadi lemah. Yanto yang menjalani perawatan di rumah sakit hingga Senin siang ternyata memiliki tekad yang kuat untuk bertanding.
"Kami sebenarnya tidak tega melihat dia bertanding karena kondisi tubuhnya cukup lemah. Namun, karena dia sangat ingin untuk bertanding, kami terpaksa menuruti kemauannya. Meski tadi dia memimpin poin, namun karena kondisinya sangat lemah, kami harus mundur.
Bagaimanapun keselamatan petinju sangat utama," ujar pelatih tinju NTT, Yusuf Naragale.
Deni Hitarihun saat melawan Ismail Nahumaruri bermain disiplin. Dukungan ratusan suporter yang terdiri warga NTT di Tenggarong membuat Deni bertanding penuh percaya diri. Lawannya memiliki tekad yang sama untuk merebut medali emas. Dia terus menekan Deni sejak ronde pertama.
Beruntung Deni bermain tenang sehingga mampu mengimbangi lawan dengan baik. Satu pukulan Deni di dahi Ismail, membuat petinju Jawa Barat itu sempat mendapat hitungan di ronde kedua. Deni memenangkan pertarungan dengan skor 19-9.
"Ini luar bisa. Saya tadi bermain dengan beban, karena Yanto sudah mengundurkan diri. Namun berkat dukungan suporter saya jadi percaya diri," ujar Deni Hitarihun. (eko)