NTT "Sumbang" 5 Emas Bagi Kaltim
Posted On Rabu, 20 Agustus 2008 at by KONI Nusa Tenggara TimurATLET NTT hanya merebut tiga medali emas, empat perak dan empat perunggu di PON XVII 2008. Namun, KONI NTT mungkin boleh berbangga karena atlet binaanya menyumbang empat medali emas bagu tuan rumah, Kalimantan Timur (Kaltim) yang kini berada di peringkat kedua klasemen sementara perolehan medali. Mereka adalah atlet asal NTT yang mutasi ke Kaltim.
Empat emas itu datang dari cabang atletik lewat Fery Subnafeu di nomor marathon putri. Di cabang kempo atlet asal NTT, Kamilus de Lero dan Yules Umbu Pulu masing-masing menyumbang satu medali emas. Dua emas lainnya disumbang cabang taekwondo lewat Alfred Blegur dan taekwondoin berdarah Manggarai, Selvi Angela Jerosok.
Tidak hanya medali emas, Fery Subnafeu juga menyumbang dua medali perak bagi Kaltim di nomor lari 10.000 dan 5.000 meter. Atlet asal NTT lainnya yang pada PON 2004 merebut dua emas dan satu perak bagi NTT, Oliva Sadi, kali ini hanya menyumbang satu medali perak untuk Kaltim dari nomor lari 1.500 meter putri.
Medali perunggu juga direbut atlet asal NTT yang mutasi ke Kaltim, yakni Mansyur Yunus di cabang kempo dan Daniel Tampani di cabang tinju. Atlet asal NTT, Achmad Sake menyumbang dua medali perak bagi kontingen DKI Jakarta dari cabang atletik nomor lari 400 dan 200 meter.
Dari cabang tinju, menurut catatan Pos Kupang, ada sepuluh petinju asal NTT yang membela daerah lain. Mereka adalah Julio Bria (Bali), Silvester Lassa, Arif Tatibun, Michael Saada, Marthinus Rihi (Banten), Abia Beti (Jambi). Pieter Hari, Andreas Buitbesi (Lampung), Daniel Tampani, Jemi Neno (Kaltim) dan Antonius Johni dari Kalimantan Selatan. Julio Bria menyumbang medali perak untuk Bali. Sementara medali perunggu direbut Silvester Lassa, Arif Tatibun, Marthinus Rihi (Banten), Daniel Tampani (Kalimantan Timur), Abia Beti (Jambi) serta Pieter Hari dan Andreas Buitbesi (Lampung).
Menurut Sekretaris Pengprop Pertina NTT, Samuel Haning, masih ada beberapa petinju yang memperkuat daerah lain yang belum berhasil didata. "Mereka memilih pindah dengan alasan untuk masa depan, sehingga kami sebagai pengurus tidak bisa melarangnya," ujar Haning.
Oliva Sadi yang ditemui Pos Kupang di Samarinda mengaku lebih mencintai NTT ketimbang daerah lain. "Kalau saja setelah PON XVI 2004 dan ada kepastian mengenai masa depan kami di NTT, maka tidak mungkin kami pindah ke Kaltim. Meski berlomba atas nama Kaltim, namun tidak sepenuh hati. Setelah PON ini saya akan pulang ke Kupang untuk melanjutkan kuliah," ujar Oliva Sadi.
Terkait rencana kepulangan beberapa atlet yang mutasi ke NTT, Kepala Seksi Olahraga Dispora NTT, Ary Mulyadi, M.Pd mengatakan, NTT selalu terbuka. Meski demikian, Ary menyarankan agar mereka mengikuti prosedur mutasi yang benar. (eko)
Empat emas itu datang dari cabang atletik lewat Fery Subnafeu di nomor marathon putri. Di cabang kempo atlet asal NTT, Kamilus de Lero dan Yules Umbu Pulu masing-masing menyumbang satu medali emas. Dua emas lainnya disumbang cabang taekwondo lewat Alfred Blegur dan taekwondoin berdarah Manggarai, Selvi Angela Jerosok.
Tidak hanya medali emas, Fery Subnafeu juga menyumbang dua medali perak bagi Kaltim di nomor lari 10.000 dan 5.000 meter. Atlet asal NTT lainnya yang pada PON 2004 merebut dua emas dan satu perak bagi NTT, Oliva Sadi, kali ini hanya menyumbang satu medali perak untuk Kaltim dari nomor lari 1.500 meter putri.
Medali perunggu juga direbut atlet asal NTT yang mutasi ke Kaltim, yakni Mansyur Yunus di cabang kempo dan Daniel Tampani di cabang tinju. Atlet asal NTT, Achmad Sake menyumbang dua medali perak bagi kontingen DKI Jakarta dari cabang atletik nomor lari 400 dan 200 meter.
Dari cabang tinju, menurut catatan Pos Kupang, ada sepuluh petinju asal NTT yang membela daerah lain. Mereka adalah Julio Bria (Bali), Silvester Lassa, Arif Tatibun, Michael Saada, Marthinus Rihi (Banten), Abia Beti (Jambi). Pieter Hari, Andreas Buitbesi (Lampung), Daniel Tampani, Jemi Neno (Kaltim) dan Antonius Johni dari Kalimantan Selatan. Julio Bria menyumbang medali perak untuk Bali. Sementara medali perunggu direbut Silvester Lassa, Arif Tatibun, Marthinus Rihi (Banten), Daniel Tampani (Kalimantan Timur), Abia Beti (Jambi) serta Pieter Hari dan Andreas Buitbesi (Lampung).
Menurut Sekretaris Pengprop Pertina NTT, Samuel Haning, masih ada beberapa petinju yang memperkuat daerah lain yang belum berhasil didata. "Mereka memilih pindah dengan alasan untuk masa depan, sehingga kami sebagai pengurus tidak bisa melarangnya," ujar Haning.
Oliva Sadi yang ditemui Pos Kupang di Samarinda mengaku lebih mencintai NTT ketimbang daerah lain. "Kalau saja setelah PON XVI 2004 dan ada kepastian mengenai masa depan kami di NTT, maka tidak mungkin kami pindah ke Kaltim. Meski berlomba atas nama Kaltim, namun tidak sepenuh hati. Setelah PON ini saya akan pulang ke Kupang untuk melanjutkan kuliah," ujar Oliva Sadi.
Terkait rencana kepulangan beberapa atlet yang mutasi ke NTT, Kepala Seksi Olahraga Dispora NTT, Ary Mulyadi, M.Pd mengatakan, NTT selalu terbuka. Meski demikian, Ary menyarankan agar mereka mengikuti prosedur mutasi yang benar. (eko)