Beban Yanto Fallo dan Deni Hitarihun

MELOLOSKAN delapan atlet ke PON adalah sejarah terbaik dunia tinju NTT dan memberi harapan medali emas. Namun, harapan itu agaknya sulit terwujud. Enam dari delapan petinju NTT bertumbangan sehingga menjadi beban bagi Yanto Fallo dan Deni Hitarihun yang akan bertanding di babak semifinal, Jumat (11/7/2008).

Enam petinju NTT lainnya sudah kalah yakni Atris Neolaka, Ando Ndolu, Meliana Beterseran, Dewi Mamo, Getrudis Taek dan Abniel Daniel. Getrudis beruntung mendapat bye di putaran pertama dan lolos ke babak semifinal sehingga mengantongi medali perunggu. Beban prestasi tinju NTT kini ada di pundak Yanto Fallo (45 kg) dan Deni Hitarihun (48 kg).

Petang ini, Jumat (11/7/2008), Yanto dan Deni akan bermain di semifinal. Kekalahan rekan-rekannya mengganggu persiapan mereka untuk mengaharumkan nama Flobamora.
"Kekalahan rekan-rekan jelas membuat kami terbebani. Tapi kekalahan itu akan kami jadikan motivasi. Saya akan berusaha sekuat tenaga agar bisa memenangkan pertandingan. Kalah menang adalah hal biasa, tapi saya tetap memiliki keyakinan," ujar Yanto.

Yanto dan Deni diunggulkan lolos ke final. Kedua petinju senior ini berjanji bermain hati-hati. "Lawan kami sudah pasti akan berusaha mengalahkan kami. Segala sesuatu bisa saja terjadi, sehingga kami akan bermain dengan hati-hati," tambah Deni.

Harapan menuai medali dari kelas 60 kg lewat Abniel Daniel kandas. Melawan petinju Sulawesi Selatan, Indra Faisal di GOR Tenggarong, Kamis (10/7/2008), Anbmiel kalah knock out (KO) di ronde ketiga. Abniel sebenarnya menguasai pertarungan. Sebelum terjatuh, Abniel unggul skor 19-10. Di ronde kedua, Indra Faisal yang sudah tiga kali dikalahkan Abniel dalam pertemuan sebelumnya, dua kali mendapat hitungan wasit karena mendapat pukulan telak Abniel. Namun di ronde ketiga, Abniel kurang hati-hati. Berniat menjatuhkan lawan, Abniel justru menabrak pukulan liar Indra Faisal yang bersarang telak di dagunya. Abniel terjatuh dan tidak bisa melanjutkan pertarungan karena harus mendapat pertolongan medis.

"Ini kesalahan yang sangat disesalkan. Dia terlalu menganggap remeh lawan, sehingga akibatnya demikian," ujar pengurus Pengprop Pertina NTT, Habib Gutban usai pertandingan.

Pelari NTT Niko Silla yang turun di nomor lari 10.000 meter, Kamis (10/7/2008), gagal mempersembahkan medali. Sama halnya dengan atletik, cabang sepakraw di nomor double event juga tersingkir.

Niko yang berlomba di Stadion Palaran, Samarinda, mulai pukul 07.00 Wita, sempat memimpin lima putaran pertama. Namun, akibat salah strategi, atlet senior seperti Yehuza (Kaltim), Jauhari Johan (Sumatera Selatan) perlahan-lahan mendahuluinya. Di dua putaran terakhir, Niko berusaha mengejar namun tidak mampu sehingga masuk finisih di posisi kelima. Juara pertama ditempati Jauhari Johan, disusul Yehuza dan Agus dari Jawa Tengah.

"Saya salah perhitungan. Mereka tiba-tiba datang dan mendahului saya," ujar Niko Silla usai lomba. Meski demikian, Niko masih optimis di nomor marathon. "Target saya memang di nomor marathon. Saya akan berusaha untuk bisa merebut medali," ujar anggota TNI Kodam Udayana ini.

Dari cabang sepaktakraw, Lena Keraba dkk sempat membuka harapan NTT ketika mengalahkan Sumatera Selatan 2-0 di perdelapanfinal. Namun, melawan Jawa Timur di perempatfinal, Lena Keraba, Febi Manubale dan Ruslina Dida keok. "Kami kecolongan ketika memasuki poin ke-15. Mereka layak menang," ujar Lena usai pertandingan di GOR Bontang. Sepaktakraw masih bersaing di nomor beregu mulai Senin (14/7/2008). (eko)

Jadwal Jumat (11/7/2008)
Tinju (semifinal): Yanto Fallo vs Deri (Aceh), Deni Hitarihun vs Eduardo Limaheking (Papua Barat). Pencaksilat: Marthina Bhoko (Penyisihan kelas B putri), Agatha Trisnawati (nomor tunggal putri). Taekwondo : Roy Hamad (fly putra). Kempo: Lanjutan penyisihan. Atletik: Adriana Waru (lari 1.500 meter), Mery Paijo (lari 10.000 meter)

Posted in Label: , , |

0 komentar: